PERCIK.ID- Para khotib selalu membuka
khutbahnya dengan bacaan hamdalah; Alhamdulillah. Sebagai pengingat diri serta
ajakan kepada saudara sekalian untuk bersyukur kepada Alloh swt. Syukur atas
hidup, serta aneka macam isinya. Baik yang baik, maupun yang dianggap tak baik.
Yang asyik, atau yang dirasa kurang asyik. Hamba sejati, selalu menemukan celah
untuk rasa syukur.
Apabila kehidupan kita penuh dengan masalah,
kesulitan dan kesedihan; hutang yang belum terbayarkan, jodoh yang tak kunjung
datang, anak yang nakal, istri yang galak dan cerewet, tetangga yang
menjengkelkan, serta macam-macam masalah lainnya, Imam al-Ghozali menawarkan
satu cara agar kita tetap bisa bersyukur seburuk apapun keadaannya. Saran
beliau, cobalah datang ke kuburan, kemudian lihatlah nisan-nisan orang-orang
yang telah mati itu, lalu bayangkanlah, betapa meraka mendambakan kehidupan,
walau cuma sesaat.
Orang-orang beriman yang saleh ketika hidup,
mendambakan kehidupan lagi untuk memperbaiki dan memperbanyak amal-amal.
Orang-orang yang mendustakan Alloh dan bersikap ingkar, mendambakan kehidupan
lagi untuk mengikrarkan keimanan.
Sementara kita, khususnya Anda yang membaca
tulisan ini, saat ini masih dikaruniai Alloh kehidupan, mata masih bisa membaca
font-font kecil di layar gaway Anda. Anda juga masih bisa beribadah, masih bisa
beristighfar, masih bisa melakukan aneka macam kebaikan. Sedangkan terhadap
masalah-masalah yang menimpa Anda, Anda masih bisa bersabar, dan kesabaran Anda
adalah bernilai kebaikan pula. Itulah mengapa, sekadar hidup saja sudah
merupakan kenikmatan yang amat sangat layak untuk disyukuri.
Barangkali kita sudah sangat akrab dengan
firman Alloh ini,
لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ. وَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmatKU), maka sesungguhnya adzabKU sangat pedih."
Alloh sangat menyukai dan menghargai
hamba-hambaNYA yang bersyukur sebab menyadari betapa besar karunia yang Alloh
berikan. Sebaliknya, Alloh mengancam orang-orang yang tidak bersyukur akibat
kebodohannya yang membuatnya tidak bisa merasakan karunia-karunia yang Alloh
berikan. Menjadi bebal dan tidak tahu berterima kasih.
Guru kami, ketika membuka setiap ngAJI yang
beliau ampu, senantiasa berkata "Alhamdulillah, isih urip.” Sebab memang,
alangkah dahsyatnya karunia kehidupan itu.
Syaikh Hasan asy-Syadzili, seorang imam utama
dalam Tarekat Syadziliyyah pernah berkata, sebagaimana ditulis oleh Syaikh
Abdul Wahab asy-Sya'roni dalam kitabnya al-Minhanus Saniyyah,
"Makanlah hidangan paling enak, reguklah
minuman paling nikmat, berbaringlah di atas kasur terbaik, kenakanlah pakaian
dengan bahan paling lembut. Bila satu dari kamu melakukannya lalu berucap
syukur, ‘alhamdulillah’, maka setiap anggota tubuhnya ikut menyatakan syukur."
Anjuran Syaikh asy-Syadzili bertujuan agar
seseorang bersyukur kepada Alloh atas nikmatNYA dengan totalitas. Jangan sampai
seumur hidup menikmati dunia yang apa adanya, lalu bersyukur dengan biasa-biasa
saja. Atau lebih celaka lagi, tidak menerimanya dengan lapang dada dan
memakinya. Ini merupakan musibah bagi mereka yang menapaki jalan Ilahi.
Kehidupan dunia dengan aneka macam isinya
harus kita olah untuk menjadikan diri kita senyaman mungkin, sehingga rasa
syukur kita kepada Alloh memuncak. Sehingga kita bisa berjalan di atas kerajaan
Alloh berupa bumi ini dengan tersenyum serta tertawa.
Lho, tertawa itu kan bikin hati keras? Tentu saja benar, itu sabda Nabi saw.
Tapi, tertawa yang bagaimana dulu? Sebab umat pilihan Nabi saw. adalah mereka
yang tertawanya keras dan lepas karena mengagumi dan meyakini, betapa luasnya
rohmat dan kasih sayang Alloh pada mereka.
إِنَّ
مِنْ خِيَارِ أُمَّتِيْ قَوْمًا يَضْحَكُوْنَ جَهْرًا مِنْ سَعَةِ رَحْمَةِ اللهِ
عَزَّ وَجَلَّ
Boleh-boleh saja Anda mendakwa diri
sebagai sadboys atau Sobat Ambyar Didi Kempot. Tapi jadilah
secara kaffah. Qola Syaikh Didi al-Kempoti: Patah hati jangan
ditangisi, mending dijogeti. Wa Qola Kusplus:
Buat apa susah?
Buat apa susah?
Lebih baik kita bergembira!
Alhamdulillah. BarokALLOH. Tulisan yang ringan dibaca namun sarat makna. Matur nuwun nasehat2ipun Gus Syafiq :-)
BalasHapus👍👍👍
BalasHapusAlhamdulillah
BalasHapushadir zuhrul anam alumni mak
BalasHapusmuridnya pak yai mahsun 😁