PERCIK.ID- Dalam al-Qur’an maupun Hadis,
gambaran orang yang dicintai oleh Alloh biasanya berkaitan dengan
masalah-masalah ruhani. Misalnya “Innallôha yuhibbut tawwâbina wa yuhibbu mutathohhirîn”. Alloh
mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri. Atau “Innallôha yuhibbul muhsinîn”. Alloh mencintai
orang-orang yang baik.
Ini jumbuh dengan dawuhnya
Alloh, orang paling mulia disisi Alloh merupakan yang paling bertakwa. Tapi
ternyata, Alloh swt. dan Rosululloh saw. memiliki kriteria yang disenangi dalam
hal gaya hidup dan bentuk fisiknya. Rosululloh saw. dawuh, “orang yang paling
dicintai Alloh adalah yang sedikit makannya dan ringan badannya.”
Ini tentu autokritik untuk
umat islam yang berat badan melibihi batas ideal, apalagi sampai overweight. Abuya
Miftahul Luthfi Muhammad seringkali mengelakarkan hal ini. Kata beliau, “Konferensi
terakhir, melaikat maut gemes dengan orang yang gemuk.”
Tentu ini bukan hanya kelakar
tanpa dasar. Karena secara medis, umumnya orang gemuk dihinggapi banyak
penyakit.
Pun dawuh Rosululloh saw. “Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih
dicintai oleh Alloh daripada orang mukmin yang lemah, namun pada masing-masing [dari
keduanya] ada kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang berguna bagimu,
mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah...”
Dari semua ketentuan itu,
selain menjaga pola makan, untuk mencapai mukmin yang ideal berat badan dan
kuat tubuhnya, olahraga adalah salah satu solusi. Maka sungguh tidak benar bila
olahraga tak bisa jadi ibadah. Asal menghantarkan seseorang menjadi sehat,
olahraga adalah sarana taqorruban ilalloh, sarana menjadi hamba yang
dicintai tuhannya.
Tentu yang kemudian menjadi penentu
adalah peletakan niat. Kalau niatnya tepat, olahraga bisa saja berpahala. Tentu
kalau niat tak benar, bisa juga membawa dosa. Jangankan olahraga, ritus ibadah
saja bisa jadi dosa kalau niatnya melenceng.
Dengan begitu, kita bisa melihat
orang berolahraga dengan hati lebih adem, bak ketika kita melihat orang beribadah.
Untuk mendukung itu, olahraga
juga memiliki efek luar biasa baik bagi anak didik. Imam al-Ghozali mengatakan,
"Setelah belajar, anak harus diizinkan
berolahraga agar tidak bosan, melarang berolahraga dan memaksakan terus belajar
hanya akan mematikan hati dan mengikis kecerdasan."
www.percik.id
BalasHapusMelaksanakan Ibadah Olahraga