PERCIK.ID- Apa yang terlintas dalam pikiran Anda seandainya mendengar nama Umar bin Khoththob r.hu.? Pasti segera tergambar sosoknya yang tegas, berwibawa, dan penuh kharisma.
Sahabat Umar memang identik dengan sifat-sifat revolusioner seperti itu. Namanya sering dijadikan percontohan bagaimana selayaknya menjadi pemimpin. Tapi siapa sangka, keampuhan sahabat Umar itu justru berangkat dari masa lalunya yang kelam.
Masyhur dalam sejarah bagaimana sahabat Umar sebelum masuk Islam dulu pernah mengubur hidup-hidup anak perempuanya.
Betapa mengerikan kalau kita menyaksikannya saat ini. Bagaimana bisa seseorang tega mengubur orang lain hidup-hidup. Apalagi anak kecil, apalagi yang dikubur adalah putranya sendiri.
Tapi tidak bagi bangsa Arab pada waktu itu. Budaya patrilinial Bangsa Arab jahiliah sebelum Nabi Muhammad datang membawa risalah Islam, memandang perempuan sebagai aib yang harus segera disingkirkan secepatnya. Apa yang dulu dilakukan sahabat Umar, adalah sesuatu yang lumrah yang juga dilakukan oleh orang-orang Quraisy lain.
Malahan, ada pula riwayat lain yang mengisahkan bagaimana Sahabat Umar juga pernah membedah langsung perut seorang ibu hamil yang lewat di depannya, hanya untuk membuktikan taruhannya dengan kawannya yang lain, apakah anak yang dikandung si ibu itu laki-laki atau perempuan ? Allohu akbar. Ngeri nian.
Tapi siapa yang mengira takdir selanjutnya berkata lain. Sahabat umar beruntung. Dia terohmati sebab mendapat do’a dari Nabi. Singkat cerita, Nabi memohon agar sahabat Umar diberikan hidayah dan akhirnya do’a tersbut dikabulkan oleh Alloh. Nabi berdo’a.
اَللّٰهُمَّ اَعِزَّ الْإِسْلَامَ بِعُمَرَ
(“Ya Alloh kuatkanlah Islam dengan [islamnya] Umar”)
Sahabat Umar masuk Islam dan menjadi benteng tangguh kaum muslimin. Orang-orang kuffar yang dulunya mengancam keselamatan Nabi dan membuat Nabi harus bersembunyi kesana kemari, gantian mereka yang harus bersembunyi dari intaian Umar bin Khoththob r.hu.
Bersamaan dengan masuk Islamnya sahabat Umar inilah lalu turun ayat Alloh surat al Hijr ayat 94, yang berisi perintah agar Nabi mulai melakukan dakwahnya secara terbuka. Tidak lagi dengan sembunyi sembunyi, karena sudah memiliki back up tangguh bernama Umar bin Khoththob r.hu.
Nyatanya bukan saja secara lahiriah sahabat umar memiliki kekuatan fisik yang perkasa. Ia yang baru masuk Islam sehari sebelumnya juga kuat secara ruhaniah. Sehingga Nabi kemudian dawuh, “Keimanan umar yang baru sehari, masih lebih tinggi nilainya dibanding keimanan seluruh penduduk dunia.”
Apa yang dinyatakan dengan lisan adalah perwujudan dari apa yang ada di dalam hatinya. Berkat keimanannya yang mbalung sungsum, sahabat Umar dikarunai Alloh memiliki pandangan bathin yang tajam.
Dalam beberapa peristiwa, pandangan sahabat Umar jebul selaras dengan apa yang dikehendaki Alloh. Misalnya ketika terjadi silang pendapat antara sahabat Abu Bakar dan Umar mengenai status tawanan perang badar. Dimana Nabi cenderung menyetujui pandangan sahabat Abu Bakar. Tapi kemudian turun surat al-Anfal ayat 67-69 yang justru membenarkan pendapat sahabat Umar.
Pandangan dan pendapat Sahabat Umar, ternyata bukan saja sering sejalan dengan kehendak Alloh. Imam Suyuthi dalam kitabnya al-Itqon fi ulumil Qur’an, juga mencatat beberapa riwayat bagaimana Alloh juga sering (mohon maaf) “meniru” sahabat umar.
Maksudnya, beberapa ayat al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi, sama persis kalimatnya dengan apa yang sebelumnya sudah diucapkan Sahabat Umar. Seperti ayat al-Baqoroh ayat 125 dan at-Tahrim ayat 5, adalah ucapan sahabat Umar ketika mengadukan beberapa hal ke Rosululloh. Surat al-Mu’minun ayat 14, adalah ungkapan syukur Sahabat Umar menyambut ayat ke 12 pada surat yang sama yang baru turun. Juga surat al-Baqoroh ayat 98 yang merupakan jawaban sahabat Umar atas pernyataan seorang yahudi.
Dengan keistimewaan yang ada pada sosok sahabat Umar, pantaslah kalau Nabi dawuh,
ان الله جعل الحق على لسان عمر وقلبه
(Sesungguhnya Alloh telah meletakkan kebenaran di lisan dan hati umar)
Tapi legitimasi dari Nabi dan seluruh jasa-jasanya, ternyata tidak lantas mambuat Sahabat Umar lepas dari kontroversi dan ketidaksetujuan banyak orang. Bahkan ada pihak-pihak tertentu yang sampai hati menjuluki sahabat Umar sebagai ahli bid’ah. Tidak tanggung-tanggung, ahli bid’ah!
Ya Sudahlah. Toh Ahli bid’ah yang ini, “ditiru Alloh” dan dijamin masuk surga.
www.percik.id
BalasHapus“Ahli Bid'ah” yang Ditiru Alloh