PERCIK.ID- Hilang sudah kegersangan dan debu-debu yang berterbangan, ia tergantikan oleh tanah-tanah basah yang baunya khas. Musim penghujan telah tiba, ia menjadi penanda suburnya hehijauan yang akan tumbuh. Tanah-tanah dan aspal jalanan kota raya akan basah dengan guyuran hujan. Semerbak dan menyegarkan. Duh segarnya. Tak jarang berbagai kenangan muncul silih berganti. Kata mereka yang memiliki memori tentang hujan, momennya sungguh lebih melekat dibanding angin kemarau.
Mereka yang putus cinta memilih hujan menjadi
kenangan pahit namun punya candu tersendiri untuk merenung kemudian turut
berpilu. Mereka yang sedang dimabuk cinta, hujan menjadi satu catatan yang
mengundang decak kagum pada tambatan hatinya. Akan tetapi, sia-sia rasanya jika
perasaan itu hanya perkara yang belum menentu jeluntrungnya. Bandingkan dengan
mereka yang sudah benar-benar sempurna menggenapi separuh agamanya, yang sudah
berikrar dalam akad nikah.
Hujan merupakan sebuah anugerah yang sangat
romantis. Seorang istri yang menanti kedatangan suami ketika hujan, menderap
perlahan dari bibir seutas do’a untuk keselamatan sang suami yang sedang
menjemput rizki. Begitu pula, lelaki yang sedang berjuang mencari nafkah ingin
segera pulang. Suami, istri, dan anak sedang saling mengkhawatirkan.
Harap-harap cemas semoga Dia memberikan keselamatan.
Hujan menjadi hal yang anggun untuk
dinikmati, bercengkerama di tengahnya adalah kehangatan yang berkesan. Setiap
rancang rencana seperti memiliki alur yang sat-set sat-set untuk
dilaksanakan. Nuansa hujan memberikan ketenteraman bagi penghuni rumah, tak
terasa kantuk pun kadang menyertai.
Betapa berkesannya hujan, dalam sebuah hadis
sohih Sahabat Anas ibn Malik r.hu bercerita bahwa Rosululloh pun pernah dengan
suka cita menikmati keberkahan hujan dengan bermandikan hujan (Hr. Muslim).
DIA-lah yang menurunkan hujan sesudah mereka
berputus asa dan menyebarkan rohmatNYA. Dan Dialah Yang Mahapelindung lagi Mahaterpuji
(asy-Syuro: 28).
Penikmat hujan tidak hanya mereka yang
beriman lagi bertakwa, semua orang benar-benar bisa menjadi penyuka hujan
karena ia adalah rohmat Alloh swt. Setiap tetesannya akan menjadi berkah
tersendiri. Tanyakan saja pada mereka para penikmat musik indie, kopi, dan senja
betapa syahdunya inspirasi hujan. “Hujan lebih berkesan untuk berkarya,” begitu
kata mereka.
www.percik.id
BalasHapusPandu T. Amukti
Kata Mereka, “Hujan Lebih Berkesan”