PERCIK.ID- Seorang kawan bercerita, bahwa
baik-buruk hubungannya dengan mertua bisa dia ukur dari bungkusan rokok milik
mertuanya itu. Karena mereka tinggal satu atap, ketepatan menerka hubungan
antar manusia -apalagi ini dengan mertua- tentu harus sangat terjaga. Tidak
boleh ada kesalahan, apalagi yang bisa mengundang kemarahan orang tua.
Kalau sebungkus rokok,
meskipun isinya penuh, terserak bebas di atas meja makan keluarga, itu berarti
tanda hubungan mereka sedang dalam keharmonisan bak surga. Ayah mertua sedang
mempersilakannya mengambil sebebas-bebasnya! Mau sedot sampai kempot juga
monggooo, Nak..
Sebaliknya, kalau sang ayah
mertua tak menaruh sebatang rokok pun di meja makan keluarga, sedang dia tetap
tampak jedal-jedul ngrokok di halaman teras, patut dia
waspada, bahwa hubungan mereka berdua (atau dengan isterinya yang berarti sang
anak dari ayah mertua) sedang tak baik-baik saja.
Sialnya, kok ya mertuanya itu
selalu tau, pas lagi nggak ada duit buat beli rokok, pas butuh-butuhnya
ngrokok, mesti pas kena episode rokok mertua tak pernah kelihatan di meja.
Sembunyi entah kemana. Lain waktu ketika punya banyak uang dan nggleleng
beli rokok mahal, eh mertua juga nggak kalah nggaya, menaruh rokoknya
sembarangan biar bisa diambil oleh kawan saya.
Barangkali sang mertua tau
juga, saat si menantu udah punya banyak duit, aman baginya menaruh rokok. Toh
nggak bakalan diambil, wong sudah punya sendiri. Lain hal kalau kawan saya
mulai kelihatan luntang-lantung nggak ada kerjaan, wah sang mertua pasti
waspada seribu langkah menyembunyikan rokoknya. Tentu saja dengan tetap
melihat-lihatkan jedal-jedulnya.
Jadi, sebungkus rokok bagi
kawan saya sebagai menantu yang mengukur mertuanya, sebenarnya juga menjadi
indikator utama si mertua, tidak saja agar rokoknya nggak cepat habis, tapi
juga buat ngukur konstelasi rumah tangga anaknya.. Duwe duit po ora??!!
Sambil bercanda saya setengah
menyarankan padanya, besok-besok semoga tak benar-benar dia dicoba. Esok, kalau
punya uang, kawan saya akan pura-pura luntang-lantung, nggak ngrokok, kelihatan
lemes dan butuh, sehingga bisa ditebak, rokok mertua pasti tak ada di meja.
Ketika itu terjadi, dan Bapak mertua sedang menikmati rokoknya di teras rumah,
segera tawarkan rokok favorit kesukaan Bapak mertuanya! Yang termahal dan
terenak! Satu slop langsung kalau perlu.
Kalau ini dilakukan dengan
cara yang benar, saya prediksi, selain menyenangkan hati ayah mertua, pasti juga
akan mengubah pola strategi beliau juga. Jadi nanti, kalau benar-benar tak
punya uang untuk beli rokok -keadaan yang sebenarnya lebih sering terjadi-,
sang mertua tetap saja akan menaruh rokoknya di meja, sambil berharap tiba-tiba
akan disodori rokok oleh menantunya yang kawan saya itu.
Padahal, ya nggak akan pernah
terjadi, wong nggak punya uang beneran.
Biar sekalian gitu lho, jadi mantu cap “mantap” !!!
www.percik.id
BalasHapusEnggar Amretacahya
Sebungkus Rokok Mertua