PERCIK.ID- Kita sekarang hidup di era digital yang sedemikian canggih sekaligus “gila”. Media sosial mengakomodir kecanggihan dan kegilaan itu pada satu wadah. Banyak dari kita yang selalu update keadaan terkini dan selalu ingin tampil semenarik mungkin. Termasuk memposting keistimewaan hari Jum’at di story whatsapp, instagram, atau facebook. Minimal dengan kalimat “Jum’at Barokah.” Kita tahu bahwa memang hari Jum’at merupakan hari dijadikan agung oleh Alloh, sekaligus dijadikan sebagai perhiasan Islam. Di dalamnya ada kemuliaan untuk umat Rosululloh saw. yang tidak diberikan kepada umat-umat nabi terdahulu.
“Raja diraja hari di sisi Alloh ialah hari Jum’at. Ia lebih agung dibanding hari raya kurban dan fitri. Jum’at mengandung lima keutamaan di dalamnya. Di hari Jum’at Alloh ciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Di hari Jum’atlah Nabi Adam wafat. Di dalamnya terdapat waktu yang tidak ada seorang hamba meminta sesuatu kecuali Alloh kabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus silaturrahmi. Kiamat pun terjadi hari Jum’at. Tiada malaikat yang didekatkan di sisi Alloh, langit, bumi, angin, gunung, dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jum’at.” (Imam Syafi’i dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad ibn ‘Ubadah).
Semakin kesini, kretivitas para mukmin-muslim dalam menyemarakkan hari Jum’at semakin variatif. Tidak hanya sekadar update media sosial, tetapi aksi nyata untuk menggapai pundi-pundi amal kebaikan semakin ramai. Tagline seperti Jum’at Berbagi, Jum’at Barokah, Jum’at Sedekah, dan lain-lain terekspose di beberapa titik. Ada yang istiqomah membagikan nasi bungkus untuk abang-abang becak dan ojek, ada yang menyediakan etalase ‘siapapun boleh bersedekah, siapapun boleh mengambil’ yang berisikan mulai nasi bungkus, jajanan pasar, bahkan kebutuhan dapur seperti beras, gula, dan minyak. Tidak hanya etalase, rak-rak sedekah juga ditemukan di beberapa titik. Orang yang bersedekah tinggal membungkus sedekahnya dengan tas kresek atau goodie bag lalu mencantolkannya di rak tersebut. Ada yang bersedekah nasi bungkus, sayuran segar, serenteng kopi sachet, mie instant, dan beberapa pakaian pantas pakai. (Salah satu yang juga melakukan hal ini adalah Masjid Rakyat Tambak Bening yang ada di Ma'had Tee Bee, Tambak Bening, Surabaya.)
Jum’at sekarang kesempatan untuk bersedekah semakin terbuka lebar. Platform digital media sosial pun memfasilitasinya. Pilihan itu semakin banyak dengan segala servicenya. Ruang-ruang kebaikan menjadi luas. Tinggal manusianya mau bersedekah dengan senyum, uang, kebutuhan pokok, atau lainnya. Katanya kalau bersedekah jangan dilihat nilainya namun lihatlah ketulusan hatinya. Selama sedekah memang hanya sedekah tanpa bungkus politis dan kepentingan, ya syukur Alhamdulillah.
Jum’at sekarang jalanan ramai para pensedekah berlomba-lomba berbagi. Terlebih era pandemi seperti sekarang, masker pun menjadi satu materi sedekah yang tidak kalah penting bagi mereka yang belum sadar atau belum mau mengenakan masker sebagai alat pelindung diri sendiri dan orang lain. Keterbukaan informasi mengenai keistimewaan Jum’at bisa diakses hanya melalui Google. Kita tinggal memilih kegiatan apa yang bisa kita lakukan untuk meraih keutamaan raja diraja hari Jum’at. Akses kebaikan semakin cepat, kesempatan beraksi semakin luas untuk Jum’at sekarang.
WWW.PERCIK.ID
BalasHapusJudul: Jum’at Sekarang
https://www.percik.id/2020/11/jumat-sekarang_6.html