PERCIK.ID- Semua rumah tangga punya kemungkinan bercerai. Tidak ada yang tidak. Akan tetapi perceraian tidak selalu menjadi opsi terbaik dan tidak selalu harus dipilih dalam problematika rumah tangga yang terjadi. Ada berbagai pertimbangan yang harus diambil sebelum perceraian benar-benar menjadi pilihan.
Banyak
renungan dan pertimbangan yang bisa menjadi benteng agar perceraian tidak
terjadi. Sebab memang seseorang mesti berpikir jauh untuk memilih berpisah.
Misalnya renungan “mengapa pacaran 5 tahun kuat-kuat saja, namun saat menikah
baru jalan 3 bulan lalu ada cekcok sudah ingin memilih pisah saja?”
Jika
terpaan yang menimpa ketika masih pacaran saja bisa diredam, semestinya terpaan
yang menimpa pernikahan lebih bisa disingkirkan. Sebab pernikahan merupakan
sesuatu yang sakral. al-Qur’an memberikan predikat “partnership kehidupan”
ini dengan mitsaqon gholidon, pertalian yang kuat.
Untuk
menekan agar perceraian tidak mudah dipilih, ada hal urgen yang mesti dipahami
bahwa ketika dua anak manusia selesai mengucapkan ijab qobul, di situ iblis melakukan
rapat, menyusun rencana memisahkan mereka. Segala cara dirundingkan, dilihatnya
tipikal pasangan tersebut untuk mencari celah memisahkan mereka. Bisa dari sisi
materi, kesehatan, keluarga, bahkan kesetiaan mereka terhadap pasangan dan
agama. Toh memang tidak ada pasangan yang sempurna. Pada kelemahan dalam
ketidaksempurnaan itulah iblis melancarkan serangannya.
Tidak
heran bila dalam pernikahan ujian demi ujian seperti tak ada selesainya. Satu
selesai, lainnya bermunculan. Satu selesai, datang masalah yang lain. Begitu
seterusnya.
Maka
ada pepatah Jawa mengatakan, "nikah kuwi enak’e sak klenteng, larane
ketigo rendeng". Toh nyatanya memang demikian.
Sebagai
pengimbang, maka Alloh begitu memuliakan pernikahan, memudahkan mendapatkan
pahala yang tidak dapat diraih sebelum menikah. Termasuk usaha menjaga perasaan
pasangan pun juga pahala. Soal meraih pahala, barangkali tidak ada yang semudah
ketika telah menikah.
Tapi mesti dipahami bahwa dalam kemudahan meraih pahala, ada halangan yang dilancarkan untuk menghentikannya. Iblis tentu tidak rela umat Muhammad dengan mudah mengunduh anugerah kemudahan yang disematkan dalam pernikahan. Untuk berhadapan dengan usaha iblis yang bersungguh-sungguh memisahkan, maka umat Muhammad selayaknya juga harus bersungguh-sungguh mempertahankan. Ada tindakan yang dilakukan agar rumah tangga tetap harmoni dan terjaga. Meski pada akhirnya segalanya kembali kepadaNYA.
Ya, manusia hanya bisa berusaha, Alloh yang Maha menentukan segalanya.
www.percik.id
BalasHapusPertimbangan Perceraian Sebagai Pilihan yang Keliru