PERCIK.ID- Berpendidikan tinggi tidak menjamin bahwa seseorang memiliki kebarokahan ilmu. Tujuan utama yang benar dalam belajar adalah semakin takut kepada Alloh Swt. Bukan agar ini, agar itu. Betapa banyak yang menghabiskan kocek untuk melanjutkan pendidikan tinggi dengan harapan supaya jenjang karirnya bagus, standar gaji yang diperoleh lebih tinggi, dan bisa menjadi ahlinya ahli dalam pekerjaannya. Betapa banyak pula, mereka yang dengan motivasi demikian ternyata kecewa karena takdir berkata lain. Alhasil, banyak juga mereka dengan gelar-gelar pendidikannya justru menganggur atau setidaknya sedang pontang-panting mencari pekerjaan. Makanya, sampai ada kelakar melanjutkan kuliah adalah ikhtiar untuk menunda menjadi pengangguran.
Loh kalau
tujuan sekolah bukan untuk bekerja berarti visi misi jenjang SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan) yang mayoritas berbunyi, “Lulus sekolah langsung kerja”
adalah goal yang salah?
Tulisan
ini tidak untuk menjustifikasi, kacamata berbeda perihal SMK adalah sekolah
yang membekali muridnya dengan keahlian, siapa yang memilikinya akan
dibutuhkan. Singkatnya, tagline “Lulus sekolah langsung kerja” adalah
bahasa iklan agar masyarakat tetap memberikan pendidikan bagi putra-putrinya di
sekolah. Walaupun bagi saya pribadi, kalau ditelaah lebih jauh, motto di atas
memiliki resiko membuat kecewa.
Di
lingkungan saya saja ada anak lulusan SMK otomotif yang dijanjikan langsung
kerja, tapi ujung-ujungnya sekarang hanya nongkrong di warkop main Mobile
Legend. Ada juga yang lulusan SMK dengan jurusan teknologi jaringan, kini malah
mencari nafkah menjadi sales. Banyak contoh-contoh lain yang jaminan sekolahnya
tidak menyesuai dengan fakta yang ada. Bukan salah sekolahnya, karena setiap
personal memiliki garis tangan yang berbeda bukan? Iming-iming langsung
kerjanya itu loh yang tidak tepat.
Kembali
lagi pada persoalan relevansi sekolah dengan ilmu. Ki Hajar Dewantara, tokoh
yang tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional pernah
memberikan quotes, “Lawan sastra ngesti mulya.” Artinya dengan ilmu
menuju kemuliaan. Ilmu itu jembatan menuju kemuliaan, bukan jembatan menuju
karir karena dengan karir yang tinggi belum tentu mulia. Ilmu bukan kendaraan
menuju gaji yang besar karena gaji yang besar banyak juga yang terhinakan. Ilmu
bukan wasilah menjadi menteri karena kita tahu ada menteri lulusan kampus Amrik
sekarang malah dibully karena perilaku hinanya: korupsi dana bansos.
Lah kalau
gitu menuntut pendidikan tinggi berarti rugi?
Tulisan
ini bukan untuk menghukumi untung atau rugi. Contoh-contoh kerugian menuntut
ilmu yang dikarenakan kesalahan tujuan jangan dijadikan alasan untuk malas
belajar, justru menjadi cambuk pelecut bagi kita untuk menuntut ilmu dengan
niat yang lurus di mata Alloh Swt. Kacamata lainnya adalah bersekolahlah
setinggi mungkin jika kondisi dan situasi Anda memang memungkinkan. Menuntutlah
ilmu sejauh mungkin jika memang memungkinkan. Yang terpenting, pondasi soal
ilmu sudah jelas dan mantap di hati Anda seperti di paragraf pertama: agar
semakin takut pada Alloh Swt.
Ilmu itu
yang penting bermanfaat dan barokah. Kalau keduanya sudah mewujud nyata dalam
kehidupan sehari-hari, insya Alloh, kehidupan kita tentram. Tinggal bersabar
menapaki tangga menuju kemuliaan. Uthlubul ‘ilma minal mahdi ilal lakhdi!
www.percik.id
BalasHapusPandu T. Amukti
Lawan Sastra Ngesti Mulya
Moreover, with the free model, purchasers might be happy begin out|to begin} playing in} instantly without the extra cost of filling in data and making a deposit. We also ensured that one of the best on-line casinos we reviewed include Practice Play mode 빅카지노 – a characteristic the place players can play free slot machines with no strings attached. It’s as if you’re playing in} actual cash slots, besides haven't got anything} to lose. Free spin bonuses on most free on-line slots no download games are gotten by landing 3 or more scatter icons matching symbols.
BalasHapus