PERCIK.ID- Pondok Pesantren Tambak Bening memiliki beberapa nama yang dikenal orang. Misalnya, ada yang lebih mengenal dengan PeNUS atau Pesantren Nusantara. Ada yang lebih mengenal dengan nama Pondok Pesantren al-Ibadah al-Islamy atau Ma’had al-Ibadah al-Islamy. Ada juga yang mengenal dengan nama Ribath al-Ibadah al-Islamy asy-Syarif.
Orang yang mengenal salah satu nama-nama di
atas, dengan otomatis bisa dideteksi kapan kira-kira orang tersebut mengenal
pondok ini. Misalnya di awal-awal berdiri, orang lebih mengenal dengan nama
nDalem Kasepuhan. Kemudian seiring berjalannya waktu, pondok ini lebih dikenal
dengan nama Ma’had Tee-Tee. Begitu seterusnya, sesuai kurun waktu yang
berbeda-beda.
Istilah Tee-Bee (Dibaca: Ti Bi) memiliki
sejarah tersendiri. Menurut penuturan Abuya Miftahul Luthfi Muhammad (Pengasuh
Pondok Pesantren Tambak Bening), Tee-Bee ini muncul ketika ada seorang peneliti
Prancis keturunan Aljazair yang datang ke Pondok. Ia kesulitan untuk menyebut
Tambak Bening. Akhirnya Romo Guru menyingkatnya dengan Tee-Bee, dari huruf “TB”
yang dilahjah Inggriskan.
Maka, makna lateral dari Tee Bee sendiri
adalah Tambak Bening, daerah di mana pondok ini berdiri.
Kalau kita kaitkan dengan bahasa arab yang pelalafan
sama dengan kata ini, maka kita akan menemukan beberapa kata yang sesungguhnya
sering kita dengar. Misalnya “Tibb” (طب)
yang bermakna pengobatan. “Tibb” dalam makna ini memiliki perubahan
kata yang sama dengan tobib atau dokter. Maka ada salah satu kitab yang ditulis
oleh Ibnul Qoyyim al-Jauziyah yang berjudul “Tibbun Nababiwah”, pengobatan ala
nabi.
Artinya, pondok ini menjadi pengobatan bagi
orang-orang yang mengaji di sana. Mendapatkan oase pengetahuan dan pemahaman,
serta memraktikkan amaliah yang menyehatkan, baik secara lahir maupun batin.
Kata bisa bisa juga bermakna wewangian.
Sebagaimana ada hadis nabi yang mengatakan,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: " كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أُتِيَ بِطِيبٍ لَمْ يَرُدَّهُ
“Apabila Nabi saw. diberikan
wewangian, maka beliau tidak pernah menolaknya”
Apabila secara tulisan, tanpa diharokati,
malah lebih banyak lagi. Misalnya kata. Tulisannya tho’ dan ba’ yang
dijeda oleh ya’ (طيب).
Meskipun pelafalannya agak berbeda, yaitu dibaca toyyib yang bermakna bagus
atau oke.
Ada juga “tâba”, ta’ dan ba’ yang
ditengahi oleh alif, yang bermakna taubat.
Semua kata yang sama dengan kata Tee-Bee,
atau yang mirip itu, hanyalah utak-atik dan ketika Tee-Bee dicetuskan, barangkali
tidak diniatkan ke arah sana. Tapi kemudian utak-atik-matuk Tee
Bee ini bisa menjadi tafa’aul atau litaroji bagi
orang-orang yang menimba ilmu di pondok ini agar kebaikan-kebaikan dalam nama
tersebut bisa diserap dan dimiliki.
Ma'had Tee Bee ini kalau tidak salah juga pondok yang menerbitkan Majalah Mayara
BalasHapus