Abu Turob & Abu Warkop

PERCIK.ID- Pernah marahan dengan istri? Tentu setiap pasangan pernah mengalaminya.

Lalu apa yang biasa dilakukan saat marahan? Meladeni dan memarahi balik pasangan? Atau diam menunggu waktu yang tepat untuk membalasnya? Atau bahkan langsung main fisik saja biar kelar urusannya?

Sekarang, coba kita tengok apa yang dilakukan Sayyidina Ali kw, saat marahan dengan Sayyidah Fatimah Ra.

Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang ke rumah Fatimah, namun beliau tidak menjumpai Sayyidina Ali di rumahnya. Maka beliau bertanya; ‘Di manakah anak pamanku? ‘ Fatimah menjawab; ‘Sebenarnya antara saya dan dia ada permasalahan, malah dia memarahiku. Setelah itu, ia keluar dan enggan beristirahat siang di sini.’

Mendengar itu, lalu Rasulullah SAW berkata kepada seseorang; ‘Cari dan lihatlah, di manakah dia berada! ‘ Tidak lama kemudian, orang tersebut datang dan berkata; ‘Wahai Rasulullah, sekarang dia tengah tidur di masjid.’

Setelah itu Rasulullah SAW mendatangi Ali. Dijumpainya ia sedang tidur berbaring, sementara kain selendangnya jatuh dari lambungnya hingga banyak debu yang menempel (di badannya). Kemudian Rasulullah mengusapnya seraya bersabda: ‘Bangunlah hai Abu Turob! Bangunlah hai Abu Turob! ‘” (HR. Bukhori dari Sahl bin sa'ad).

Ternyata, Sayyidina Ali keluar rumah ketika sedang marahan dengan istrinya. Persis seperti yang saya lakukan. Saya terbiasa keluar rumah ketika sedang marahan dengan istri. Bedanya hanya di tujuan. Sayyidina Ali keluar rumah menuju ke masjid. Sementara saya menuju warkop hingga berjam-jam sampai sempat tertidur di warkop. Hahaha.

Kebetulan seorang ustadz yang juga sedang ngopi tahu kalau saya sedang marahan dengan istri. Dia bangunkan saya dan berkata; "Kalau sedang marahan, perginya ke masjid mas, jangan ke warkop". Saya ucapkan terima kasih atas sarannya.

Sebetulnya saya ingin tertawa yang keras, tapi takut dosa dan menyinggung perasaannya. Saya katakan pada ustadz itu; "Masjid seberang jalan raya pagarnya ditutup pak ustadz dan banyak tulisan menempel di dinding luar, DILARANG TIDUR DI MASJID".

Mendengar itu, pak ustadz malah tertawa terbahak dan lebih keras dari keinginan saya untuk tertawa. Saya bersyukur pak ustadz bisa tertawa, dengan itu hatinya menjadi bahagia. Biarlah bahagianya di atas penderitaan saya yang sedang gelisah memikirkan istri yang ngambek di rumah.

Itu saya, entah Panjenengan semua. Tentu masing- masing punya cara dalam menyelesaikan konflik rumah tangga. Yang jelas, keluar rumah guna menghindari mafsadat yang lebih besar adalah solusi yang indah yang telah dicontohkan sayyidina Ali. Tentu keluarnya dengan tujuan yang baik, bukan dengan tujuan yang malah menambah konflik.

Ketika Rasulullah mendapati Sayyidina Ali sedang tidur di masjid, saya yakin, bahwa beliau sudah melakukan sholat dan munajat kepada Allah terlebih dahulu. Lalu setelahnya ketiduran. Jadi tujuannya bukan lokasi tapi ketenangan hati dengan bermunajat kepada ilahi. Bukan pula pergi ke masjid untuk tidur, tapi untuk sholat. Curhat sama Allah. Kalau sudah capek, boleh tidur asal tak ada larangan tidur di masjid.

Melalui peristiwa inilah julukan Abu Turob (Bapaknya debu) melekat dalam diri Sayyidina Ali. Dan beliau sangat senang jika dipanggil dengan julukan itu. Saya sebetulnya berharap ada seorang kiai atau ustadz yang memanggil saya dengan julukan Abu Warkop, sebab saya sering tertidur di warkop saat marahan dengan istri. 

Andi el Husainy

Pegiat Sosial"  fb          

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama