PERCIK.ID- Sebagaimana syarat dalam
syi'ir tombo ati, salah satu yang menjadi obat penyembuh bagi hati, adalah
"kumpulono wong kang soleh". Hikmahnya, kita bisa ketularan
baiknya. Atau setidak-tidaknya, bersama mereka, kita bisa terhindar dari
dosa-dosa. Karena tentu aneh, jika kita bersama orang soleh, kemudian sampai
hati berbuat dosa di hadapan mereka.
“Bersama siapa kita, menentukan apa yang kita
lakukan. Maka pertemanan (suhbah) menjadi salah satu yang diperhatikan
dalam ilmu menata laku dan hati”
Bahkan hanya sekedar berdekatan saja, efek
dan imbasnya bisa sampai kepada kita. Rosululloh saw. memberikan gambaran yang
sangat masyhur mengenai masalah ini. Yaitu personifikasi kedekatan dengan
penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Betapa kedekatan dengan penjual
minyak wangi, kita akan ikut beraroma wangi. Setidak-tidaknya, ia merasakan
aroma sedap ketika berkekatan dengannya. Namun sebaliknya jika berdekatan
dengan pandai besi. Kita akan beraroma tidak enak, dan barangkali bara apinya
akan mengenai kita. Meskipun mungkin hanya sedikit.
Gambaran kurang lebih sama disampaikan Syaikh
Muhammad Arobi bin Muhammad as-Sa'ih al-Umari at-Tijany dalam kitabnya
"Bughyatul Mustafid". Tanaman atau makanan, bahkan benda apapun yang
didekatkan dengan sesuatu yang beraroma wangi, juga akan ikut wangi. Dan tentu
jika didekatkan dengan sesuatu yang tidak sedap, akan beraroma tidak sedap
pula. Itu otomatis dan logis. Sunnatullohnya demikian.
Era berjalan, manusia berkembang, segala hal
berubah. Kita kini tidak perlu berdekatan untuk merasakan efek kedekatan serta
efek dari apa yang kita lihat. Sudah ada gadget di tangan.
Interaksi tersaji dengan manusia yang berupa-rupa. Tentu ada yang baik, ada
pula yang tidak baik.
Tapi entah bagaimana mulanya, di sosmed, banyak
sekali hujatan yang mudah sekali dilontarkan. Atau mungkin kita saja yang kaget
dengan model manusia macam begini yang banyak spesiesnya.
Kita mungkin terlalu terbiasa hidup di
lingkungan yang saleh, orang-orang yang menjaga lisan dan pikiran. Kemudian,
kita melemparkan diri ke rimba dunia maya. Hingga mau tidak mau, kita disana
bersama dengan orang dengan berbagai latar belakang dan karakternya. Berbagai
tabiat manusia terpampang gamblang.
Beruntunglah jika teman kita yang ada disana
baik-baik tutur katanya. Sebab sampai disini, ukuran kasta sosial dan keagamaan
tidak bisa dipakai begitu saja. Banyak orang yang dianggap berpengetahuan agama
tinggi, bahkan ada yang menyebutnya ustaz, ternyata juga sering melontarkan
ucapan yang kasar, menghujat, dan provokatif. Mau tidak mau, sadar tidak sadar,
yang membaca pun juga akan tertulari. Efeknya, banyak orang yang lambat laun,
karena kondisi yang ada, menjadi suka menghujat dan berkata kasar pula.
Ini efek logis (sunnatulloh) yang
sulit ditawar. Kecuali seseorang berteman dengan baik untuk mengamankan hal
baik yang sudah dimiliki seseorang. Atau, efek baik dirinya yang akan
memengaruhi keburukan. Tinggal rimba jagad dunia maya ini dimenangkan oleh
siapa. Dan tentu berkait erat dengan pilihan pada siapa kita berteman.
Kita memboikot dan mencoba untuk menghentikan
gerak laju dunia maya juga musykil rasanya. Cara yang bisa dilakukan adalah
mengimbangi dan mengisinya dengan kebaikan-kebaikan. Semakin banyak orang baik
disana, akan semakin baik efek yang ditimbulkan. Kita tidak bisa menghindarkan
diri dari hal ini untuk menebarkan kebaikan di ruang-ruang terkecil. Menebar
kasih sayang seluas-luasnya. Memandang siapa saja dengan kacamata kasih sayang.
Ghibah di medsos pun kadang juga berimbas positif. Dan logis. Heuheuheu
ردحذفDiet sosmed adalah hal yg paling logis utk menghindari informasi yg seharusnya tdk perlu kita tahu
ردحذفPERCIK.ID
ردحذفEfek Logis Interasi
https://www.percik.id/2019/08/efek-logis-interaksi.html