PERCIK.ID- Banyak dari kita
yang hati, pikiran, dan kegiatan sehari-harinya selaras satu tujuan. Tapi
mungkin lebih banyak lagi, mereka yang hati dan pikirannya ada pada satu
tujuan, sedangkan aktivitas fisik-jasmaniahnya terletak pada tujuan yang lain.
Mana yang lebih baik? Orang akan katakan, mereka yang fokus, yang lancip, yang hati
dan pikirannya satu tujuan dengan apa yang dilakukannya, pasti lebih baik.
Apa iya? Menurut
saya, belum tentu.
Ambil contoh, yang
paling umum dan paling nyata terjadi diantara kita saat ini, yakni tujuan
mencari kekayaan. Rata-rata manusia modern meletakan uang sebagai tujuan utama
aktivitas hariannya. Pekerjaan seperti dagang, berseni, mengajar, atau apapun
itu, berakhir pada obsesi mendapatkan uang. Ini bukan berarti mencari uang
adalah perkara jelek lho ya. Toh memang sebagai bagian dari masyarakat
ekonomi, kita perlu uang untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Sayangnya, lebih
jauh daripada sekedar aktivitas pekerjaan, hati dan pikiran mereka juga
berfokus pada hal yang sama. Uang. Uang. Uang. Ini yang jadi masalah. Positioning
yang salah dalam hati ini kemudian membuat apa-apa berpangkal dan berujung pada
uang. Senangnya karena uang, sedihnya karena uang, gelisahnya,
rencana-rencananya, strataginya, dan sudah pasti segala kegiatan makaryo
yang dijalaninya pun dalam frame niat yang sama: mencari uang.
Apa pasti salah?
Tidak juga. Hanya menurut saya, ini tingkatan terendah. Sebab semua bagian
dalam dirinya sepakat mencari yang sementara, yakni dunia.
Tingkatan lainnya,
adalah mereka yang memiliki fokus pikiran, hati, dan aktivitas pada perkara ukhrowi.
Mereka sadar, bahwa sudah hidup di dunia, untuk apa mencari dunia. Hidup di
dunia yang sementara sudah semestinya menjadi ajang persiapan untuk kehidupan
kekal abadi di akhirat nanti.
Sudah pasti ini istimewa,
amalan hati yang demikin tentu amat sangat baik. Hanya kemudian, jika amalan
hati ini diikuti dengan praktik melepaskan dunia, maka akan menjadi kurang
bijaksana. Sebab kita masih hidup di dunia, mungkin juga masih mengemban
amanah-amanah yang menyangkut orang lain, baik dalam skala keluarga,
masyarakat, ataupun dalam tataran fungsi manusia sebagai kholifah fil ard.
Jadi, dalam kelas
ini, semangat ukhrowi yang tidak disikapi dengan tepat, bisa sangat menjebak. Meskipun
jarang terjadi, namun kecenderungan akan munculnya golongan ini semakin hari
semakin merebak. Seperti misalnya, banyaknya teman kita yang meninggalkan
pekerjaan oleh karena pemahaman “mengejar akhirat” yang malah membuat kehidupan
diri dan keluarganya menjadi sulit. Motivasi ukhrowi dan beragama yang justru
mempersulit diri, tentu harus menjadi evaluasi. Maka, sekali lagi, semangat
“mengejar akhirat” perlu ditata dengan baik agar lebih bijaksana dan menjadi rohmat
buat diri dan sekitar kita.
Di atas tingkatan mencari dunia dan kebutaan mengejar akhirat, menurut
saya, yang terbaik adalah perwujudan “dunia hanya di tangan dan akhirat ada di
hati” atau ada lagi yang menyebut demikian, “tubuh mereka bergulat dengan
dunia, tapi hatinya sudah ada di akhirat.”
Ini super sulit. Apalagi di zaman dimana segala sesuatu diukur by
numbers. Dengan angka. Profit lah, pertumbuhan lah, dan sebagainya. Semua
harus terukur. Dan standar ukurannya adalah angka.
Mereka yang sudah sampai maqom ini, boleh jadi tenggelam dalam variabel
angka-angka itu. Tapi, hanya sampai pada perkara aktivitas lahiriah mereka saja.
Mereka bisa menjaga agar pergulatan untung-rugi yang amat lahiriah tidak
merusak niat hati mencari ridhoNya. Ini lho yang super susah, membedakan
arah tujuan hati dan pikiran dengan aktivitas jasmaniah.
Apa bisa? Ya bisa banget.
Coba ingat ketika masa kembang-kembang, seneng-senengnya sama si dia.
Sehari-hari aktivitas kita berjalan seperti biasa bukan? Bekerja ya bekerja,
ketemu orang ya tetap ketemu, ya naik sepeda motor, ya aktivitas apa saja, tapi
pikiran hati kita tidak lepas-lepasnya ke si dia. Ada jarak yang begitu jauh
antara apa yang kita kerjakan, dengan dia yang selalu ada dalam pikiran.
Mungkin seperti itulah semestinya hati kita pada Allah dan akhirat.
www.percik.id
ردحذفPositioning