PERCIK.ID- Saat
terjadi kemarau berkepanjangan, kekeringan di mana-mana, Rosululloh saw
mengajarkan umatnya untuk berdo’a memohon hujan kepada Alloh. Beliaupun
mengajarkan media permohonan itu lewat sholat dan do’a istisqo’. Selama masa
kekeringan itu, juga dianjurkan untuk banyak ber-istighfar (memohon ampunan)
dan berdo’a memohon hujan (istisqo’). Di antara do’a istisqo’ yang dibaca Rosululloh
adalah,
اَللَّهُمَّ جَلِّلْنَا
سَحَابًا, كَثِيفًا, قَصِيفًا, دَلُوقًا, ضَحُوكًا, تُمْطِرُنَا مِنْهُ رَذَاذًا,
قِطْقِطًا, سَجْلًا, يَا ذَا اَلْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Ya Alloh,
ratakanlah hujan di bumi kami, tebalkanlah gumpalan awannya, yang petirnya
menggelegar, dahsyat, dan mengkilat; sebuah awan darinya Kauhujani kami dengan
tetesan deras hujan yang kecil, rintik-rintik, yang menyirami bumi secara
merata, wahai Dzat yang Maha Agung lagi Maha Mulia” (Hr.Abu Awanah)
Selain do’a-do’a
istisqo’ yang diajarkan Rosululloh, ada juga doa istisqo’ dari menantu beliau, Sayyidina
Ali bin Abi Tholib yang kiranya perlu juga dibaca ketika menghadapi kemarau
panjang. Ketika memohon hujan, sahabat sekaligus menantu Rosululloh yang
ditahbiskan sebagai pintu gerbang ilmu Nabi itu berdo’a,
اللهم قَدِ انْصَاحَتْ جِبَالُنَا
وَاغْبَرَّتْ أَرْضُنَا وَهَامَتْ دَوَابُّنَا وَتَحَيَّرَتْ فِي مَرَابِضِهَا
وَعَجَّتْ عَجِيجَ الثَّكَالَى عَلَى أَوْلَادِهَا وَمَلَّتِ التَّرَدُّدَ فِي
مَرَاتِعِهَا وَالْحَنِينَ إِلَى مَوَارِدِهَا
“Ya Alloh, sesungguhnya
bukit-bukit kami telah kering dan bumi kami telah berdebu. Ternak kami kehausan
dan kebingungan dalam lingkungannya. Mereka meratap sebagai meratapnya ibu-ibu
atas (kematian) putra mereka. Mereka telah kelelahan, akan pergi ke padang dan
menghasratkan tempat minumnya.”
اللهم فَارْحَمْ أَنِينَ الْآنَّةِ
وَحَنِينَ الْحَانَّةِ
“Ya Alloh, kasihanilah
rintihan dari yang merintih, dan kerinduan dari yang merindu.”
اللهم فَارْحَمْ حَيْرَتَهَا فِي
مَذَاهِبِهَا وَأَنِينَهَا فِي مَوَالِجِهَا
“Ya Allah, kasihanilah
atas kebingungan mereka dan lalu-lalang mereka, dan rintihan mereka di
pelataran-pelatarannya.”
اللهم خَرَجْنَا إِلَيْكَ حِينَ
اعْتَكَرَتْ عَلَيْنَا حَدَابِيرُ السِّنِينَ وَأَخْلَفَتْنَا مَخَايِلُ الْجُودِ
فَكُنْتَ الرَّجَاءَ
لِلْمُبْتَئِسِ وَالْبَلَاغَ لِلْمُلْتَمِسِ
“Ya Alloh, kami datang
kepada-Mu ketika tahun-tahun kemarau telah mengerumuni kami, seperti (kawanan)
unta kurus, dan awan hujan telah meninggalkan kami. Engkau adalah harapan bagi
yang terlanda derita, dan penolong bagi yang membutuhkan.”
نَدْعُوكَ حِينَ قَنَطَ الْأَنَامُ
وَمُنِعَ الْغَمَامُ وَهَلَكَ السَّوَامُ أَلَّا تُؤَاخِذَنَا بِأَعْمَالِنَا
وَلَا تَأْخُذَنَا بِذُنُوبِنَا وَانْشُرْ عَلَيْنَا رَحْمَتَكَ بِالسَّحَابِ
الْمُنْبَعِقِ وَالرَّبِيعِ الْمُغْدِقِ وَالنَّبَاتِ الْمُونِقِ سَحّاً وَابِلًا تُحْيِي
بِهِ مَا قَدْ مَاتَ وَتَرُدُّ بِهِ مَا قَدْ فَاتَ
“Kami berdoa kepada-Mu
ketika manusia telah kehilangan harapan, awan telah ditolakkan dan ternak telah
mati, janganlah kiranya menyiksa kami atas perbuatan kami dan janganlah
menyiksa kami karena dosa-dosa kami. Sebarkanlah belas kasihan-Mu kepada kami
melalui awan hujan, persemian karena hujan, tumbuh-tumbuhan yang menakjubkan,
dan hujan lebat dengan apa semua yang mati memperoleh kehidupan lagi dan semua
yang telah hilang kembali lagi.”
اللهم سُقْيَا مِنْكَ مُحْيِيَةً
مُرْوِيَةً تَامَّةً عَامَّةً طَيِّبَةً مُبَارَكَةً هَنِيئَةً مَرِيعَةً زَاكِيًا
نَبْتُهَا ثَامِرًا فَرْعُهَا نَاضِراً وَرَقُهَا تُنْعِشُ بِهَا الضَّعِيفَ مِنْ
عِبَادِكَ وَتُحْيِي بِهَا الْمَيِّتَ مِنْ بِلَادِكَ
“Ya Alloh, berikanlah hujan
dari-Mu yang akan menghidupkan, memuaskan, sempurna, tersebar luas, suci,
membawa berkat, melimpah dan menguatkan. Tumbuhannya akan subur,
cabang-cabangnya penuh buah dan daun-daunnya hijau. Dengan itu Engkau
menguatkan yang lemah di antara makhluk-makhluk-Mu dan menghidupkan kembali
yang mati di antara kota-kota-Mu.”
اللهم سُقْيَا مِنْكَ تُعْشِبُ بِهَا
نِجَادُنَا وَتَجْرِي بِهَا وِهَادُنَا وَيُخْصِبُ بِهَا جَنَابُنَا وَتُقْبِلُ
بِهَا ثِمَارُنَا وَتَعِيشُ بِهَا مَوَاشِينَا وَتَنْدَى بِهَا أَقَاصِينَا
وَتَسْتَعِينُ بِهَا ضَوَاحِينَا مِنْ بَرَكَاتِكَ الْوَاسِعَةِ وَعَطَايَاكَ
الْجَزِيلَةِ عَلَى بَرِيَّتِكَ الْمُرْمِلَةِ وَوَحْشِكَ الْمُهْمَلَةِ
“Ya Alloh, berikanlah hujan dari-Mu yang akan menutupi tanah-tanah
tinggi kami dengan tumbuhan hijau, sungai-sungai mengalir, sekitar kami
menghijau, buah-buahan kami subur, ternak kami makmur, daerah kami yang
membentang luas diairi, dan daerah-daerah kering kami mendapatkan manfaatnya,
dengan berkat-Mu yang mahaluas dan anugerah-Mu yang tak terukur pada alam semesta-Mu
yang kesedihan, dan hewan-hewan-Mu yang tak dijinakkan.”
وَأَنْزِلْ عَلَيْنَا سَمَاءً
مُخْضِلَةً مِدْرَاراً هَاطِلَةً يُدَافِعُ الْوَدْقُ مِنْهَا الْوَدْقَ
وَيَحْفِزُ الْقَطْرُ مِنْهَا الْقَطْرَ غَيْرَ خُلَّبٍ بَرْقُهَا وَلَا جَهَامٍ
عَارِضُهَا وَلَا قَزَعٍ رَبَابُهَا وَلَا شَفَّانٍ ذِهَابُهَا حَتَّى يُخْصِبَ
لِإِمْرَاعِهَا الْمُجْدِبُونَ وَيَحْيَا بِبَرَكَتِهَا الْمُسْنِتُونَ فَإِنَّكَ
تُنْزِلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَتَنْشُرُ رَحْمَتَكَ وَأَنْتَ
الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ .
“Curahkanlah kepada kami hujan yang membasahi, menerus dan lebat,
di mana satu putaran hujan berbenturan dengan yang lainnya, dan satu tetesan
hujan mendorong yang lainnya (menjadi hujan yang berkelanjutan), janganlah
kiranya petirnya menipu, janganlah awannya tanpa hujan, awan-awan putihnya
tidak bertebaran dan hujan tidak ringan, sehingga yang terlanda kelaparan hidup
subur lagi dengan berkahnya. Sesungguhnya Engkau mencurahkan hujan setelah umat
kehilangan harapan, dan membentangkan rahmat-Mu, karena Engkau adalah Pemelihara
yang patut dipuji.”
Awalilah
doa dengan memuji Alloh. membaca sholawat untuk Rosululloh, kemudian bacalah
doa istisqo’ dengan keyakinan bahwa apa-apa yang Alloh tetapkan adalah yang
terbaik. Wa-llohu ‘alam.
Referensi:
-Kitab
Bulughul Maram bab Sholatil Istisqo’
-Kitab
Nahjul Balaghah bab Khutbah fil Istisqo’
www.percik.id
ردحذفDo’a Istisqo’ Sayyidina Ali bin Abi Tholib Saat Kemarau Panjang