PERCIK.ID- Dari sahabat Sa'ad bin Abi Waqqosh r.hu dia berkata, “Rosulullah saw, menolak
hidup membujang yang dilakukan oleh Utsman bin Madh'un. Sekiranya beliau
mengizinkan, tentulah kami sudah menngebiri diri kami." (Hr.Bukhori dan Muslim)
Sahabat Usman bin Madh'un
terkenal sebagai sahabat yang zuhud dan ahli ibadah. Jika malam tiba, ia selalu
mengisinya dengan qiyamul lail.
Pun ketika siang hari, sahabat Usman selalu sibuk dengan ibadah-ibadah
sunnah seperti puasa, misalnya. Karena kesibukannya dalam beribadah itulah,
sahabat Usman sampai lupa memenuhi hak-hak dunianya. Hingga pada suatu hari
istri sahabat Usman bin Madh'un mendatangi istri Rosululloh saw, guna
mengadukan perihal sahabat Usman bin Madh'un, yang terlalu berlebihan dalam
beribadah.
Sahabat Ibnu Sa'ad
meriwayatkan bahwa pada suatu hari istri sahabat Usman bin Madh'un datang
kepada istri Rosululloh saw. dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Istri Rosululloh
pun berkata kepadanya, “Kenapa kamu terlihat seperti ini, bukankah tidak ada
orang Quraisy yang lebih kaya daripada suamimu?” Istri Usman bin Madh'un menjawab, “Saat ini keadaan itu sudah tak tersisa lagi!
Ketika malam hari dia (Usman bin Madh'un) menghabiskannya dengan sholat malam, sedangkan
siangnya dia selalu berpuasa."
Tak lama setelah itu, Rosululloh
saw.
masuk ke rumah. Istri Utsman pun menceritakan keadaan ini kepada beliau. Rosululloh
kemudian menemui Usman bin Madh'un lalu bertanya, “Wahai Usman bin Madh'un, tidakkah
kamu menjadikanku sebagai contoh?"
“Ada apa wahai Rosululloh,
sehingga engkau berkata demikian?” ujar Usman balik bertanya.
“Apakah kamu selalu puasa
pada siang hari dan menghabiskan malammu dengan sholat malam?” Rosul kembali bertanya.
“Iya, saya sungguh
melakukannya, wahai Rosululloh,” jawab Usman.
Kemudian Rosululloh saw
bersabda, “Jangan kamu lakukan itu.. Sesungguhnya matamu memilki hak atasmu,
tubuhmu memiliki hak atasmu dan keluargamu juga memiliki hak atasmu. Maka sholatlah dan
tidurlah. Dan puasalah lalu berbukalah.” (Hr. Bukhori)
Hadis di atas menjadi dasar
mengenai larangan membujang, atau antipati terhadap pernikahan dengan alasan
sibuk mengabdi dan beribadah kepada Alloh swt. Padahal sebenarnya dia mampu kawin atau dengan alasan
supaya dapat seratus persen mencurahkan hidupnya untuk beribadah dan memutuskan
hubungan dengan duniawinya.
Ketika Nabi saw. mencium bahwa di
kalangan sahabatnya mulai ada benih-benih cara hidup sebagaimana para pendeta. Rosululloh
segera melakukan langkah-langkah preventif guna mencegah sikap kerahiban ini.
Beliau menerangkan bahwa bahwa sikap semacam itu (membujang) adalah bertentangan
dengan ajaran Islam dan menyimpang dari sunnah Nabi.
Abu Qilabah mengatakan
"Beberapa orang sahabat Nabi bermaksud akan menjauhkan diri dari duniawi
dan meninggalkan perempuan (tidak kawin dan tidak menggaulinya) serta akan
hidup membujang. Maka berkata Rosululloh saw, dengan nada marah lantas ia
berkata, "Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu hancur lantaran
keterlaluan, mereka memperketat terhadap diri-diri mereka, oleh karena itu
Allah memperketat juga, mereka itu akan tinggal di gereja dan kuil-kuil.
Sembahlah Allah dan jangan kamu menyekutukan Dia, berhajilah, berumrahlah dan
berlaku luruslah kamu, maka Alloh pun akan meluruskan kepadamu."
Banyak orang di jaman modern
ini yang selalu menunda-nunda untuk menikah dengan alasan masih belum siap,
ataupun masih ingin menikmati masa-masa muda. Padahal sebenarnya dia telah
mampu untuk menikah. Mereka lebih suka bergonta-ganti pasangan dari pada harus
menikah. Akibatnya tentu Anda sudah tahu sendiri. Di mana kasus hamil di luar
nikah, dan berbagai kebobrokan kaum muda di negeri ini semakin hari semakin
mengkhawatirkan. Naudzu billah.
Islam adalah agama yang seimbang. Seimbang
antara ibadah dan bekerja, seimbang antara ruh dan raga, seimbang antara akal
dan hati, dan lain sebagainya. Islam melarang umatnya untuk berlebihan dalam
membatasi gerak hidup (tafrith) sehingga mengharamkan kenikmatan-kenikmatan yang
dihalalkan oleh Alloh swt. Seperti tidak mau menikah dengan alasan beribadah
kepadaNYA.
Belajar dari kisah sahabat
Usman bin Madh'un ini tentu kita akan termotivasi untuk selalu hidup seimbang
di dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Bagi pemuda yang masih lajang atau
yang belum menikah. Membaca kisah sahabat Usman bin Madh'un ini tentu akan
termotivasi untuk mendapatkan calon pendamping hidup yang bisa membawanya pada
ridlo
Ilahi. Maka buanglah jauh-jauh apabila ada di pikiran Anda, yang berkeinginan
hidup membujang.
www.percik.id
ردحذفZaenal Abidin el-Jambey
Menikahlah, Jangan Membujang